Asal Usul Kota Purwokerto. Putra Purwokerto Pendiri BNI 46
Purwokerto dulu hanyalah sebuah kota kecil masuk dalam wilayah kabupaten Banyumas propinsi Jateng.Kota kecil ini berkembang pesat semenjak pusat pemerintahan kabupaten Banyumas dipindahkan dari kota lama Banyumas ke kota ini.Purwokerto berkembang semakin pesat lagi semenjak dibangunnya stasiun Kereta Api.Dan dari kota inilah dikemudian hari melahirkan dua bankir ternama, RA Wirya Atmaja pendiri Bank BRI dan Margono Joyo Hadi Kusumo pendiri BNI 46.Cerita asal usul kota Purwokerto ini bermula dari peristiwa pemberontakan Cina di keraton Solo yang terkenal dengan sebutan Geger Pecinan. Ketika terjadi pemberontakan Cina banyak pembesar Kraton Kartasura lari meninggalkan kraton. Sebagian lari ke arah timur. Konon Sunan Pakubuwono termasuk yang lari ke arah timur. Sesampai di sebuah desa beliau beristirahat di bawah pohon mangga sambil makan buah mangga, Ketika beristirahat Sang Sunan bersabda kepada para pengikutnya : Saksikanlah, suatu ketika tempat ini diberi nama Pelem Wulung. Pelem artinya mangga dan Wulung adalah jenis suatu mangga. Sampai kini desa itu bernama Premulung yang asalnya Pelemwulung.
Sebagian lagi lari ke arah barat, mencari keselamatan masing-masing. Untuk mencari tempat yang aman, para pengungsi sebagian lari terus ke arah barat. Sekitar dua puluh lima orang telah sampai di daerah Banyumas. Keadaannya waktu itu masih hutan rimba. Merasa sudah sampai daerah yang dianggap aman mereka mulai membabat hutan. Tempat itu dijadikan pekarangan dan ladang serta perkebunan. Rumah-rumah pun dibuat secara gotong royong untuk tempat tinggal mereka. Daerah yang tadinya hutan, banyak dihuni binatang liar dan mahluk-mahluk halus serta menyeramkan, kini menjadi suatu desa yang aman dan makmur. disamping pertanian, sebagian juga ada yang memiliki keahlian lain dagang, pertukangan dan ada yang pandai dalam ilmu kekebalan ataupun ilmu gaib.Konon juga ada yang menyebut hutan itu bernama "Alas Purwa"
Di antara mereka yang dianggap mempunyai ngelmu bernama Kyai Kertisara. Kyai Kertisara sangat disegani dan dihormati orang-orang di tempat itu. Karena itu dia dianggap sebagai "sesepuh"nya. Lama-kelamaan daerah pinggiran gunung Slamet bagian selatan yang tadinya hutan itu menjadi suatu desa yang aman. Namun desa itu belum mempunyai nama. Karena itu Kyai Kertisara mengusulkan agar desa itu diberi nama Purwakerta. Purwa artinya awal mula; Kerta artinya aman atau damai. Jadi Purwakerta artinya awal mula yang damai. Nama itu disepakati oleh semua penduduknya. Rumah-rumah bertambah, hutan-hutan pun banyak berubah, banyak ladang dan sawah. Banyak orang-orang dari kampung lain yang singgah, ada juga yang pindah. Sehingga desa itu semakin ramai dan indah. Kyai Kertisara mempunyai seorang putera bernama Kendang Gumulung. Kendang Gumulung juga menuruni bakat ayahnya. Sehingga, setelah Kyai Kertisara meninggal dia menggantikan kedudukan sang ayah. Kemudian Kendang Gumulung yang me¬miliki ilmu kesaktian seperti ayahnya berpindah tempat. Di tempat ini pun banyak orang yang berguru padanya. Orang-orang yang mau belajar atau berguru ke tempat tinggal Kendang Gumulung me¬nyebutnya kepeguron. Peguron artinya tempat berguru. Dari kata Peguron lama kelamaan menjadi Peguwon. Di kemudian hari tempat ini disebut orang desa Peguwon. Setelah meninggal Kendang Gemulung dimakamkan di desa peguwon. Hingga kini orang menyebutnya makam kyai Kendang Gemulung.
Demikianlah dongeng asal mula kota purwokerto. Orang Banyumas sendiri menyebut purwokerto dalam dialek Banyumas Purwakerta atau puraketa.
Ada juga yang mengisahkan Purwakerta dari asal kata " Alas Purwa yang jadi Karta atau artinya alas Purwa yang menjadi ramai.Bisa di informasikan pula bahwa di Dukuh Kurung Ayam desa Langgongsari kec Cilongok ada makamnya Kyai Kertisara dan Nyai Kertisara yang di keramatkan oleh warga sekitar.Adapun apa ada hubungannya dengan cikal bakal pendiri kota Purwokerto apa tidak belum ada yang meneliti.Silahkan ini tantangan buat para ahli sejarah untuk memecahkan misteri ini. Terima kasih
Purwokerto dulu hanyalah sebuah kota kecil masuk dalam wilayah kabupaten Banyumas propinsi Jateng.Kota kecil ini berkembang pesat semenjak pusat pemerintahan kabupaten Banyumas dipindahkan dari kota lama Banyumas ke kota ini.Purwokerto berkembang semakin pesat lagi semenjak dibangunnya stasiun Kereta Api.Dan dari kota inilah dikemudian hari melahirkan dua bankir ternama, RA Wirya Atmaja pendiri Bank BRI dan Margono Joyo Hadi Kusumo pendiri BNI 46.Cerita asal usul kota Purwokerto ini bermula dari peristiwa pemberontakan Cina di keraton Solo yang terkenal dengan sebutan Geger Pecinan. Ketika terjadi pemberontakan Cina banyak pembesar Kraton Kartasura lari meninggalkan kraton. Sebagian lari ke arah timur. Konon Sunan Pakubuwono termasuk yang lari ke arah timur. Sesampai di sebuah desa beliau beristirahat di bawah pohon mangga sambil makan buah mangga, Ketika beristirahat Sang Sunan bersabda kepada para pengikutnya : Saksikanlah, suatu ketika tempat ini diberi nama Pelem Wulung. Pelem artinya mangga dan Wulung adalah jenis suatu mangga. Sampai kini desa itu bernama Premulung yang asalnya Pelemwulung.
Sebagian lagi lari ke arah barat, mencari keselamatan masing-masing. Untuk mencari tempat yang aman, para pengungsi sebagian lari terus ke arah barat. Sekitar dua puluh lima orang telah sampai di daerah Banyumas. Keadaannya waktu itu masih hutan rimba. Merasa sudah sampai daerah yang dianggap aman mereka mulai membabat hutan. Tempat itu dijadikan pekarangan dan ladang serta perkebunan. Rumah-rumah pun dibuat secara gotong royong untuk tempat tinggal mereka. Daerah yang tadinya hutan, banyak dihuni binatang liar dan mahluk-mahluk halus serta menyeramkan, kini menjadi suatu desa yang aman dan makmur. disamping pertanian, sebagian juga ada yang memiliki keahlian lain dagang, pertukangan dan ada yang pandai dalam ilmu kekebalan ataupun ilmu gaib.Konon juga ada yang menyebut hutan itu bernama "Alas Purwa"
Di antara mereka yang dianggap mempunyai ngelmu bernama Kyai Kertisara. Kyai Kertisara sangat disegani dan dihormati orang-orang di tempat itu. Karena itu dia dianggap sebagai "sesepuh"nya. Lama-kelamaan daerah pinggiran gunung Slamet bagian selatan yang tadinya hutan itu menjadi suatu desa yang aman. Namun desa itu belum mempunyai nama. Karena itu Kyai Kertisara mengusulkan agar desa itu diberi nama Purwakerta. Purwa artinya awal mula; Kerta artinya aman atau damai. Jadi Purwakerta artinya awal mula yang damai. Nama itu disepakati oleh semua penduduknya. Rumah-rumah bertambah, hutan-hutan pun banyak berubah, banyak ladang dan sawah. Banyak orang-orang dari kampung lain yang singgah, ada juga yang pindah. Sehingga desa itu semakin ramai dan indah. Kyai Kertisara mempunyai seorang putera bernama Kendang Gumulung. Kendang Gumulung juga menuruni bakat ayahnya. Sehingga, setelah Kyai Kertisara meninggal dia menggantikan kedudukan sang ayah. Kemudian Kendang Gumulung yang me¬miliki ilmu kesaktian seperti ayahnya berpindah tempat. Di tempat ini pun banyak orang yang berguru padanya. Orang-orang yang mau belajar atau berguru ke tempat tinggal Kendang Gumulung me¬nyebutnya kepeguron. Peguron artinya tempat berguru. Dari kata Peguron lama kelamaan menjadi Peguwon. Di kemudian hari tempat ini disebut orang desa Peguwon. Setelah meninggal Kendang Gemulung dimakamkan di desa peguwon. Hingga kini orang menyebutnya makam kyai Kendang Gemulung.
Demikianlah dongeng asal mula kota purwokerto. Orang Banyumas sendiri menyebut purwokerto dalam dialek Banyumas Purwakerta atau puraketa.
Ada juga yang mengisahkan Purwakerta dari asal kata " Alas Purwa yang jadi Karta atau artinya alas Purwa yang menjadi ramai.Bisa di informasikan pula bahwa di Dukuh Kurung Ayam desa Langgongsari kec Cilongok ada makamnya Kyai Kertisara dan Nyai Kertisara yang di keramatkan oleh warga sekitar.Adapun apa ada hubungannya dengan cikal bakal pendiri kota Purwokerto apa tidak belum ada yang meneliti.Silahkan ini tantangan buat para ahli sejarah untuk memecahkan misteri ini. Terima kasih
0 komentar:
Posting Komentar